Wacana andir dalam ranah publik merupakan hasil perkawinan dari eksistensi dan kesadaran murni yang menjadi label kehadiran manusia di an...
Wacana andir
dalam ranah publik merupakan hasil perkawinan dari eksistensi dan kesadaran
murni yang menjadi label kehadiran manusia di antara gesekan dengan manusia
lainnya. Ini menjadi bukti, bahwa manusia berada dalam kesempatan untuk
menunjukkan eksistensi dirinya. Disinilah manusia dituntut utuk bernyali,
karena nyalilah yang bisa membuat manusia merasa dirinya untuk berproses dan
belajar sebagaimana yang diinginkan dirinya sendiri.
Dialektika
berpikir sebentuk runtutan dari keadaan yang terjadi sebelumnya. Analisis
terhadap masa lalu sebuah bukti bahwa manusia mau mengubah dirinya menjadi
lebih baik. Namun, perlu digarisbawahi dengan tegas, masa lalu suatu hasil
dimana diri manusia pernah mengalami suatu keadaan yang menuntut dirinya untuk
berkiprah di dunia yang dipijaknya saat ini. Seperti yang saya ungkapkan, diri
hasil dari perkawinan dari eksistensi dan kesadaran murni. Meski, keadaan itu
tidak secara totalitas yang ajeg. Akan tetapi, manusia harus menempatkan
dirinya dan melakukan pengubahan di masa kini. Dalam arti, masa lalu bagian
dalam hidup yang dijadikan pelajaran yang penting di masa kini. Ditarik lebih
dalam lagi, bagian yang semestinya perlu untuk memperketat atas kejadian yang
tidak diinginkan di masa hidup yang runyam.
Dalam wacana
yang besar inilah, mau tidak mau harus mengacu pada tawaran dan pernyataan
Gabriel Marcel, seperti yang diungkapnnya:
“Walaupun kita mengetahui
fragmen-fragmen yang kemilau oleh masa lalu, pikiran kita harus bekerja keras
untuk menyusun kembali sisa masa lalu yang tidak tercakup dalam fragmen-fragmen
tersebut. Sesungguhnya penyusunan kembali masa lalu ini merupakan sebuah
bangunan yang benar-benar baru, sebuah konstruksi baru, di tempat lama dengan
model lama, tetapi tidak sama dengan bangunan lama. Artinya, sekedar ilusi jika
mengklaim bahwa hidup saya yang telah gubah menjadi sebuah cerita berkaitan
sepenuhnya dengan hidup yang benar-benar saya jalani.” (
Manusia
dalam wacana publik sebagai idiom yang nantinya akan melahirkan keadaan dirinya
di antara beragam kenyataan yang terjadi. Tergantung bagaimana ia menyandingkan
dirinya dengan kemajuan yang ia ciptakan sendiri. Suatu pembelajaran murni dari
hasil aktualitasnya di atas dirinya sendiri. Hanya saja, ia tidak boleh larut
dan terpesona pada tawaran zaman yang semakin menggila, tentu hasil yang
diinginkan adalah kemerdekaan semata. Meski, pada kenyataannya hanyalah tipu
daya yang dibuatnya oleh dirinya sendiri. Kalau hal ini tidak pernah dianalisis
oleh diri, serta mengetahui ke mana arahnya. Jangan pernah salahkan zaman itu
sendiri, karena iahanya ladang untuk ditanami oleh kreasi manusia.
COMMENTS