Hablun min Allah (Hubungan manusia dengan Allah) Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia dalam sebaik-baik bentuk ...
Hablun min Allah (Hubungan manusia dengan Allah)
Allah adalah
pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia dalam sebaik-baik bentuk dan
memberikan kedudukan terhormat kepadanya di hadapan ciptaan-Nya yang lain.
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya cipta, rasa, dan karsa.
Potensi inilah yang memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai hamba (‘abd)
dan wakil Tuhan di muka bumi (khalifatullah fil ardl).
Sebagai hamba, manusia memiliki
tugas utama mengabdi dan menyembah Tuhan (Q.S. al-Dzariat: 56), mengesakan
Tuhan dan hanya bergantung kepada-Nya, tidak menyekutukan dan menyerupakannya
dengan makhluk yang memiliki anak dan orang tua (Q.S. al-Ikhlash: 1-4). Sebagai
hamba manusia juga harus mengikhlaskan semua ibadah dan amalnya hanya untuk
Allah (Q.S. Shad: 82-83).
Sebagai khalifah, manusia memiliki
kewajiban untuk menjaga dan memakmurkan bumi bukan malah merusaknya (Q.S.
al-Baqarah: 30). Karena, kedudukan ini merupakan amanah Tuhan yang hanya mampu
dilakukan oleh manusia, sedang makhluk Tuhan yang lain tidak mampu untuk
mengembannya (Q.S. al-Ahzab: 72). Dan tingkat kemampuan manusia mengemban
amanah inilah yang kemudian menentukan derajatnya di mata Allah (Q.S. al-An’am:
165).
Manusia baru dikatakan berhasil
dalam hubunganya dengan Allah apabila kedua fungsi ini berjalan secara
seimbang. Pemaknaan seimbang di sini bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
tidak cukup hanya dengan syahadat, shalat, zakat, puasa,dan haji, tetapi
nilai-nilai ibadah itu harus mampu di implementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, membangun peradaban umat manusia yang berkeadilan. Bahwa kita
hidup di dunia ini bukan untuk mencari jalan keselamatan bagi diri kita saja,
tetapi juga bagi orang lain terutama keluarga dan masyarakat sekitar kita.
COMMENTS