Jurnalisme, secara bahasa, diartikan sebagai sebuah aktivitas mengoleksi, verifikasi, melaporkan dan menganalisis informasi yang didapatkan...
Jurnalisme, secara bahasa, diartikan sebagai sebuah aktivitas mengoleksi, verifikasi, melaporkan dan menganalisis informasi yang didapatkan dari peristiwa aktual baik menyangkut kecenderungan isu atau orang-orang yang dijadikan subjek berita.
Berbicara tentang loyalitas jurnalisme sangat berhubungan dengan elemen kedua dari Kovach dan Rosenstiel. Jurnalisme hadir untuk membangun masyarakat dan untuk memenuhi hak-hak warga negara. Tapi tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri. Ini menandakan komitmen kepada warga lebih besar. Kesetiaan kepada warga ini adalah makna dari yang kita sebut indepedensi jurnalistik. Sayangnya komersialime yang melanda perusahaan-perusahaan media membuat wartawan bingung tentang loyalitas mereka. Warga, adalah kelompok yang mesti didahulukan oleh kepentingan jurnalisme sebab mereka yang memilih dan memutuskan kualitas berita.
Tetapi masih terlalu dini untuk menilai bahwa semua media di Indonesia menerapkan konsep ideal ini. Masih banyak ditemukan bahwa media lebih condong untuk 'menutupi' sesuatu yang mesti diberitakan demi keamanan bersama (safety first). Baik karena tekanan kekuasaan, pemilik modal, keyakinan yang dipegang (belief) maupun kepentingan media itu sendiri.
Maka dari itu tidak heran bila ada pendapat yang menyatakan bahwa pers kita telah dan sedang tumbuh menjadi media perusahaan. Selalu terjadi pertarungan kepentingan antara idealisme vs iklan. Dan biasanya 'iklan' lah yang menjadi pemenang. Pers kita menjadi institusi perusahaan yang dikelola layaknya perusahaan. Dan rupanya inilah yang oleh Darwinian disebut dengan istilah sebagai survival of the fittest (siapa yang kuat akan menang). Dan sebagian besar media di Indonesia masih merupakan 'pihak yang lemah' untuk memenangkan sebuah pertarungan idealisme.
COMMENTS