BAB III KESIMPULAN Dari adanya pemaparan di atas tentang Sarekat Islam, makadapat kita tarik kesimpulan, bahwasanya : 1. ...
BAB III
KESIMPULAN
Dari adanya pemaparan di atas tentang Sarekat Islam, makadapat kita tarik
kesimpulan, bahwasanya :
1.
SDI pertama kali didirikan di Sola pada
tanggal 16 Oktober 1905 oleh Kyai Haji Samanhudi dibantu oleh M. Asmadimejo, M.
Kertokirono, dan M. H. Rojak. Motif utama dididrikannya organisasi ini adalah
berusaha menerapkan sistem ekonomi Islam di dunia perdagangan Indonesia,
khususnya bagi pedagang batik di Solo.
Sebelum lahirnya SDI,
terjadi diskriminasi tajam yang sengaja dilakukan pihak bangsawan kepada
masyarakat biasa. Juga sangat menonjol sikap angkuh dan superioritas dari
kalangan pedagang China kaya yang banyak mendominasi perdagangan pada saat itu.
Maka, SDI dimaksudkan sebagai benteng untuk menentang si superioritas dan
dominasi pedagang China sekaligus mendombrak deskriminasi bangsawan yang
bertindak sewenang-sewenang terhadap masyarakat awam
2.
Sarekat Islam yang
mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Menurut analisis tokoh-tokoh Sarekat Islam, munculnya ISDV yang
dikembangkan oleh orang Belanda H.J.F.M Sneevliet merupakan usaha pemerintah
Belanda untuk menggoncang kestabilan Sarekat Islam, sekaligus pemecah belah
dari akar tubuh Sarekat Islam karena pemerintah memang khawatir dengan semakin
kuatnya posisi Sarekat Islam. Usaha H.J.F.M Sneevliet berhasil setelah mampu mempengaruhi pimpinan
Sarekat Islam di Semarang yang waktu itu dipegang oleh Semaon, dengan masuknya
ketubuh ISDV.
Akibatnya
banyak anggota Serikat Islam yang menjadi sosialis terutama
Serikat Islam cabang Semarang. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi
yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke
dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil
dan menentang kapitalisme namun dengan dasar dan cara yang berbeda
(atheis-komunisme).
3.
Pecahnya SI terjadi
setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya
dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam 6-10
Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan
rangkap, karena disiplin partai yang tidak memperbolehkannya.
Sekeluarnya
dari Sarekat Islam, mereka semakin giat melakukan propaganda dalam usaha
memasyarakatkan ideologi sosialis, bahkan tidak sekedar propaganda, mereka juga
memfokuskan gerakan-gerkan yang bersifat “phsyie”
(kejiwaan). Puncak peristiwa adalah ketika mereka memprolamasikan berdirinya
PKI, kemudian mengadakan pemberontakan di daerah Jawa Tengah dan Sumeatera
Barat pada tahun 1926. Kelompok ini lebih dikenal dengan Sarekat Islam Merah
(Sosialis Indonmesia). Sementara Sarekat Islam yang tulen dan Islamis disebut
Sarekat Islam Putih.
4.
Dalam Sarekat Islam pun terdapat
beberapa program kerja, program kerja dibagi atas delapan bagian yaitu:
Mengenai politik Sarekat Islam menuntut didirikannya dewan-dewan daerah, perluasan
hak-hak Volksraad dengan tujuan untuk mentransformasikan menjadi suatu lembaga
perwakilan yang sesungguhnya untuk legelatif.
Sarekat Islam juga
menuntut penghapusan kerja paksa dan sistim izin untuk bepergian. Dalam bidang
pendidikan, Serikat Islam menuntut penghapusan peraturan diskriminatif dalam
penerimaan murid di sekolah-sekolah.
Dalam bidang agama,
Serikat Islampun menuntut dihapuskannya segala peraturan dan undang-undang yang
menghambat tersiarnya agama Islam. Sarekat Islam juga menuntut pemisahan
lembaga kekuasaan yudikatif dan eksekutif dan menganggap perlu dibangun suatu
hukum yang sama bagi menegakkan hak-hak yang sama di antara penduduk negeri.
Partai juga menuntut perbaikan di bidang agraria dan pertanian dengan
menghapuskan particuliere landerijen (milik tuan tanah) serta menasonalisasi
industri-industri monopolistik yang menyangkut pelayanan dan barang-barang
pokok kebutuhan rakyat banyak.
Dalam bidang keuangan
SI menuntut adanya pajak-pajak berdasar proporsional serta pajak-pajak yang dipungut
terhadap laba perkebunan. Kemudian Serikat Islam inipun menuntut pemerintah
untuk memerangi minuman keras dan candu, perjudian, prostitusi dan melarang
penggunaan tenaga anak-anak serta membuat peraturan perburuhan yang menjaga
kepentingan para pekerja dan menambah poliklinik dengan gratis. Oleh karena
itu, Serikat Islam berhasil mencapai lapisan bawah masyarakat yang berabad–abad
hampir tidak mengalami perubahan dan paling banyak menderita.
COMMENTS